Cari Blog Ini

FAKTA DI BALIK AROMA KHAS HUJAN

rain picture
Ketika hujan turun, seringkali hidung kita menangkap suatu aroma yang unik dan sulit untuk dijelaskan. Disebut aroma tanah masih belum tepat karena disisi lain aromanya juga cenderung seperti air, ditambah pula ada sedikit bau rerumputan basah. Meski sulit untuk diidentifikasi, pasti sebagian besar dari kita menyebutnya sebagai "aroma hujan" atau "bau hujan", mengingat aroma khas tersebut datangnya pada saat hujan turun.


Aroma spesial ini seringkali membangkitkan kenangan kita mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hujan. Entah itu kenangan semasa kecil ataupun bersama kekasih tercinta. Mungkin karena alasan itulah banyak dari kita yang menyukai aroma ini. Memang,ada beberapa ilmuwan yang mempercayai bahwa manusia memiliki ketertarikan alamiah pada aroma hujan karena dulunya para nenek moyang memerlukan hujan di dalam proses bertahan hidup. Namun belum ada penjelasan pasti mengenai mengapa manusia menyukai aroma khas hujan ini. Tapi ada beberapa penjelasan ilmiah mengenai proses terbentuknya aroma yang menyenangkan ini.



Ada beberapa jenis aroma hujan. Aroma yang pertama dikenal sebagai Petrichor, dan yang lain disebut Ozone. Akan tetapi yang perlu diketahui adalah bahwa aroma hujan yang kita cium mungkin berbeda di satu tempat dengan tempat yang lain. Contohnya hujan di perkotaan akan beraroma seperti aspal yang dipanaskan. Hujan di daerah pedesaan aromanya seperti rumput basah. Lain lagi halnya di daerah samudera,hujannya cenderung beraroma asin seperti air laut. Hal itu disebabkan karena setiap tetesan air hujan mampu menangkap dan membawa serta molekul-molekul yang dijumpainya. Selain itu perbedaan aroma hujan ini juga tergantung dari jenis hujannya serta interpretasi indra penciuman masing-masing orang yang berbeda satu sama lainnya.


Petrichor merupakan aroma alami yang khas yang timbul ketika hujan menyentuh tanah yang kering. Kata "petrichor" pertama kali dicetuskan oleh dua orang ahli mineral Australia, Isabel Joy Bear dan Richard Grenfell Thomas di dalam sebuah artikel di Journal Nature pada tahun 1964. Kedua orang inilah yang meneliti proses terbentuknya aroma khas hujan.


Kata "petrichor" diambil dari gabungan dua kata bahasa Yunani yaitu "petra" yang berarti batu ,dan "ikhor" yang merupakan darah para dewa di dalam mitologi Yunani.


Terbentuknya petrichor ini dihubungkan kedua ilmuwan tersebut dengan semacam minyak aromatik yang dihasilkan oleh tumbuhan selama musim kering sebagai proses perlindungan diri dan juga senyawa geosmin yang merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh beberapa mikroba seperti Cyanobacteria dan Actinobacteria yang hidup di tanah, air tawar dan air laut.Selama musim kering,tumbuhan akan menghasilkan sejenis minyak aromatik dengan tujuan untuk melindungi benih agar tidak segera berkecambah. Sebab jikalau benih itu tumbuh dan berkecambah, ia akan menghadapi berbagai masalah dan tekanan. Bisa saja tumbuhan akan mengalami kekurangan nutrisi jika masih "nekat" tumbuh dengan kondisi cuaca seperti itu. Terpena (atau terpene) adalah salah satu senyawa yang menyusun minyak aromatik tersebut. Terpena juga merupakan komponen utama di dalam resin dan terpentin. Ia juga ada di dalam minyak atsiri yang merupakan minyak aromatik yang terdapat di dalam berbagai herba aromatik seperti sirih, kemangi, serai dan kulit jeruk. Terpena pula yang terdapat di dalam aroma kesegaran pinus, rasa dingin pada peppermint, serta rasa pedas pada jahe.

Geosmin adalah suatu senyawa yang merupakan produk sampingan metabolisme yang dihasilkan oleh Actinobacteria. Ia merupakan salah satu senyawa yang unik karena aromanya dapat  tercium oleh manusia meskipun konsentrasinya hanya sedikit. Bahkan seekor unta yang kehausan saja mampu mengetahui sumber mata air yang jaraknya lebih dari 5 mil karena adanya aroma ini. Seringkali kita mampu mencium aromanya yang khas menyerupai bau pengap dari jalanan dan genangan air selepas hujan ataupun ketika banjir. Geosmin ini pula yang menyebabkan ikan air tawar seringkali berbau lumpur dan rasa tanah pada akar bit.

Aroma petrichor dapat terbentuk karena adanya percampuran antara kedua senyawa yang tadi sudah disebutkan sebelumnya, dengan senyawa-senyawa lainnya yang ada di dalam tanah.

Awalnya, di saat tumbuhan mengeluarkan minyak aromatiknya, bebatuan serta tanah liat di sekitarnya akan menyerapnya melalui pori-pori mereka dan menyimpannya selama musim kering. Semakin lama musim kering,maka semakin banyak pulalah mereka menyimpan minyak tersebut di dalam setiap lapisan mereka. Ketika tetesan hujan jatuh di permukaan tanah dan bebatuan tersebut,maka udara di dalam pori-porinya akan membentuk gelembung-gelembung kecil yang berisikan minyak aromatik tadi beserta dengan geosmin,bakteri,virus dan berbagai senyawa yang ada di dalam tanah/batu tersebut. Gelembung-gelembung itu akan naik ke atas permukaan tanah/batu dan akan menghasilkan aerosol jika bertabrakan dengan tetesan hujan. Aerosol inilah yang terbang terbawa angin hingga sampai ke hidung kita,menjadikannya sebagai sebuah aroma petrichor(yang kadangkala juga bercampur dengan aroma ozone),yang kita sebut aroma hujan. Berdasarkan rekaman para ilmuwan MIT tahun 2015 menggunakan kamera berkecepatan super,tetesan-tetesan hujan yang bergerak lambat cenderung menghasilkan lebih banyak aerosol. Itulah mengapa aroma petrichor biasanya muncul setelah hujan ringan. Aroma petrichor hanya dapat tercium saat hujan pertama setelah cuaca panas yang panjang, atau dengan kata lain ketika hujan menyentuh tanah yang gersang. Semakin panjang kekeringan yang melanda,maka semakin kuat pula tercium aroma petrichornya karena banyaknya minyak aromatik yang tersimpan di lapisan tanah/bebatuan.

Ozone merupakan aroma sebelum hujan turun,yang umumnya tercium ketika sedang ada petir. Petir dapat memecah molekul oksigen dan nitrogen yang ada di atmosfer,sehingga pecahan-pecahan molekul itu tergabung dan membentuk nitric oxide yang nantinya akan bergabung dengan materi kimia lainnya yang ada di atmosfer sehingga akan membentuk ozone. Dengan kata lain,ozone adalah suatu molekul yang terbentuk dari interaksi antara proses pelepasan energi listrik(dalam hal ini adalah petir) dengan molekul-molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer.Aroma ozone mungkin adalah yang dirasakan oleh orang-orang yang mengatakan bahwa mereka bisa mencium bau hujan akan turun.Terkadang ozone ini sering terbawa oleh tetesan-tetesan hujan dan tercampur dengan aroma lainnya(termasuk petrichor) sebagai aroma hujan.

Saking banyaknya penggemar aroma hujan ini,sehingga ada pula beberapa produsen parfum yang mengolah dan menjual parfum aroma hujan dengan berbagai merk. Saya sempat melihat berbagai forum yang membahas tentang parfum aroma hujan. Kesimpulan saya mengenai forum-forum tersebut,pemilihan merk parfum aroma hujan lebih bersifat subjektif. Ada yang mengatakan parfum merk "A" lebih terasa aroma hujannya daripada merk "B",ada pula yang mengatakan hal yang sebaliknya. Sepertinya hal ini terjadi karena hal yang sudah saya jelaskan sebelumnya,yaitu bahwa aroma hujan tergantung dari tempat,jenis hujan dan interpretasi indra penciuman kita. Saya menemukan satu artikel menarik yang berjudul "Making Perfume From The Rain" yang ditulis oleh Chyntia Barnett. Disitu ia menuliskan perjalanannya ke India untuk menelusuri proses pembuatan minyak wangi lokal yang beraroma hujan. Yang menariknya ialah proses pengolahannya ternyata sudah lama ada dan menggunakan proses dan peralatan kuno dengan teknik yang dipelajari turun-temurun. Orang setempat menyebut wewangian aroma hujan itu dengan nama "Mitti Attar".

Referensi:wikipedia;the atlantic.com;bisakimia.com

Postingan terkait:

3 Tanggapan untuk "FAKTA DI BALIK AROMA KHAS HUJAN"