Cari Blog Ini

PERJALANAN MANUSKRIP VOYNICH DARI MASA KE MASA

Sebelum berada di rak buku Perpustakaan Buku dan Manuskrip Langka Beinecke milik Yale University, Manuskrip Voynich diduga telah berpindah tangan dari satu pemilik ke pemilik lain dalam jangka waktu berabad-abad. Sebagian besar pemiliknya berada di sekitar kota Praha, Ceko, sehingga dalam jangka waktu yang lama buku tersebut berada di kota itu.


Perpustakaan Beinecke
Perpustakaan Beinecke. Di sinilah sekarang Manuskrip Voynich berada.



Voynich bukanlah pemilik pertama manuskrip itu. Tentunya kita tahu hal ini dari kisah mengenai latar belakang Voynich yang menemukan buku ini di antara koleksi buku milik perpustakaan Collegio Romano. Ternyata ketika membeli buku itu, Voynich menemukan sebuah surat di dalamnya. Surat itu beratasnamakan Johannes Marcus Marci yang dikirimkan kepada Athanasius Kircher, yang memiliki angka tahun 1665 atau 1666. Ketidaktepatan pembacaan angka tahun pengiriman surat tersebut disebabkan karena penulisan angka yang terletak di posisi paling belakang tahun itu tidak jelas. Ia lebih terlihat seperti angka 5 yang ditambahkan kurva sehingga agak membentuk menjadi angka 6. Karena ketidakpastian itu, maka para ahli menuliskan angkanya secara berbeda. Ada yang menyebutkan 1665, ada pula yang menganggapnya 1666, namun tidak jarang ada yang memilih untuk "bermain aman" dengan menuliskannya sebagai 1665/1666, seperti yang terdapat pada laman Wikipedia. Namun saya secara pribadi lebih memilih untuk menganggapnya sebagai 1665, karena lebih masuk akal bagi saya jika angka di posisi paling belakangnya merupakan angka 5 yang agak memiliki kelebihan garis dibandingkan dengan angka 6 yang tidak sempurna karena kekurangan garis. Terkadang saya pun memiliki masalah serupa jika harus menulis tegak bersambung secara cepat. Lagipula orang-orang Eropa pada masa itu menggunakan format tulisan tegak bersambung, bukannya huruf balok seperti sekarang ini. Untuk seterusnya saya akan menulis tahun yang merujuk kepada tanggal penulisan surat ini sebagai 1665, meskipun ini hanya sekedar pemikiran saya yang spekulatif. Jadi mohon agar Anda tidak menerima anggapan saya ini sebagai suatu kebenaran yang absolut.








Surat Marci kepada Kircher itu menyinggung mengenai seseorang yang telah memberi buku itu kepada Marci. Marci hanya menyebutnya sebagai seorang teman karib. Teman karib yang dimaksudkannya ini kemungkinan besar adalah Georg Baresch(1585-1662). Baresch merupakan seorang alchemist dari Praha. Ia menganalogikan manuskrip ini sebagai "Sphinx yang berisikan teka teki dan seni di dalam menulis dengan huruf yang asing". Baresch mendengar kabar bahwa seorang sarjana Yesuit yang bernama Athanasius Kircher(1602-1680) dari Collegio Romano, telah menerbitkan sebuah kamus Koptik(Mesir) dan diklaim telah berhasil memecahkan rahasia hieroglif Mesir Kuno.


Athanasius Kircher
Athanasius Kircher(1602-1680). Pemuda yang cemerlang pada masanya dan terkenal akan kelihaiannya di dalam mengungkap misteri. Konon rahasia Manuskrip Voynich pun pernah ditanganinya.







Suratnya pada Kircher yang berangka tahun 1639 merupakan catatan yang pertama kali menyebutkan Manuskrip Voynich di dalam isinya. Selama dua kali ia mengirimkan sampel salinan buku itu kepada Kircher untuk diteliti lebih lanjut. Ia menolak untuk mengirimkan buku itu kepada Kircher. Tidak diketahui dengan jelas apakah Kircher telah berhasil menjawab permintaan itu. Setelah kematian Baresch, ia mewariskan buku itu kepada Jan Marek Marci(1595-1667) yang juga dikenal sebagai Johannes Marcus Marci. Marci merupakan kawan lama Kircher yang seringkali juga saling berkirim surat.


Johannes Marcus Marci
Johannes Marcus Marci(1595-1667). Konon suratnya kepada Kircher ditemukan oleh Wilfrid Voynich di balik sampul Manuskrip Voynich.





Di dalam suratnya yang bertanggal tahun 1665, Marci mengatakan bahwa temannya, Dr. Raphael, telah menyampaikan suatu informasi mengenai manuskrip itu. Dr. Raphael mengatakan bahwa Kaisar Rudolf II (1552-1612) pernah memiliki manuskrip itu dan memberikan 600 dukat emas (sekitar 2,07 kg emas) kepada orang yang telah membawakan buku itu padanya. Kaisar Rudolf II merupakan Kaisar Roma Suci dan Bohemia pada masa itu. Ketika membeli buku itu, ia meyakini bahwa Roger Bacon, seorang alchemist Inggris pada abad ke-13, merupakan penulis buku itu.


Kaisar Rudolf II
Kaisar Rudolf II. Ia pernah menjabat beberapa gelar kaisar di beberapa daerah dalam waktu yang bersamaan. Segala hal yang berbau alkimia sangat menarik baginya.






Bersamaan dengan surat itu, Marci juga menyertakan hasil kerja Baresch di dalam upaya memecahkan misteri Manuskrip Voynich. Ia juga langsung menyerahkan buku itu kepada Kircher pada saat itu.


Sebelum ada di dalam kepemilikan Baresch, kemungkinan buku itu ada di tangan Jacobus Horcicky de Tepenecz, yang merupakan orang kesayangan Kaisar Rudolf II. Diduga pemberian buku itu kepada Jacobus disebabkan karena Kaisar Rudolf II ingin membayarkan utangnya kepada Jacobus setelah kematiannya.


Setelah di dalam kepemilikan Athanasius Kircher, tidak ada catatan mengenai siapa pemilik Manuskrip Voynich selama 200 tahun setelah itu. Namun diduga ia tetap tersimpan di perpustakaan Collegio Romano bersamaan dengan sisa-sisa dari surat-surat milik Kircher. Kemungkinan ia tetap ada di sana hingga pasukan tentara Victor Emmanuel II dari Italia menguasai kota itu pada tahun 1870, dan mengambil alih Papal States (juga dikenal sebagai Republic of Saint Peter atau Church States). Pada saat itulah Papal States mengalami keruntuhan.


Peta wilayah Papal State
Peta wilayah Papal State di daerah Semenanjung Italia. Negara ini didirikan pada abad ke-8 di bawah pemerintahan kedaulatan langsung Paus, dan mengalami keruntuhan ketika Italia dipersatukan oleh Kerajaan Piedmont-Sardinia pada tahun 1870.






Pemerintah Italia yang baru memutuskan untuk menyita beberapa properti milik gereja, termasuk perpustakaan di Collegio Romano. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xavier Ceccaldi, ada beberapa pihak yang tidak menyetujui hal itu, sehingga mereka buru-buru untuk memindahkan buku-buku ke perpustakaan pribadi milik fakultas. Diantara itu semua, Manuskrip Voynich dan surat-surat Kircher menjadi yang berhasil diamankan. Buku itu akhirnya berada di dalam kepemilikan Petrus Beckx, kepala ordo Yesuit yang juga merupakan rektor universitas itu. Perpustakaan pribadi milik Beckx dipindahkan ke Villa Mondragone di Frascati.


Villa mondragone Italia
Villa Mondragone. Awalnya bangunan ini merupakan Istana Negara. Namun Serikat Yesus (Society of Jesus) telah membelinya pada tahun 1866, dan menjadikannya sebagai seminari kaum Yesuit.



Pada tahun 1912, Collegio Romano sedang kekurangan dana. Mereka memutuskan untuk memilih beberapa properti milik mereka yang mampu untuk dijual. Wilfrid M. Voynich membeli 30 buku di situ, salah satunya adalah manuskrip yang belakangan disebutkan dengan namanya itu. Ia mengklaim bahwa ia telah menghabiskan waktu 7 tahun untuk mengurai isi buku itu dan mencari tahu asal-usulnya. Meski di dalam surat 1665 Marci mengatakan bahwa ia tidak ingin buru-buru menyimpulkan Roger Bacon sebagai penulisnya,namun sepertinya Voynich menganggap serius hal itu. Ia juga mencari tahu siapa saja orang yang berada di sekitar Kaisar Rudolf II yang paling mungkin memiliki hubungan dengan Roger Bacon. Orang itu, menurutnya, kemungkinan besar merupakan orang yang menjual buku itu kepada Kaisar. Kesimpulan Voynich jatuh kepada John Dee (1527-1608). Ia diketahui memiliki koleksi manuskrip hasil karya Bacon.



Paranormal John Dee (1527-1608), merupakan seorang ahli matematika dan astrologi yang mengabdikan jasanya kepada Ratu Elizabeth I dari Inggris.


Dee dan asistennya(yang juga merupakan seorang medium arwah) yang bernama Edward Kelley tinggal di Bohemia selama beberapa tahun dengan harapan agar Kaisar Rudolf II membeli jasa mereka. Namun menurut John Schuster, anggapan ini tidak mungkin terjadi karena tidak tercatat di dalam catatan harian milik Dee. Jika bukan Bacon yang menulisnya, maka hubungannya dengan Dee akan melemah. Ada dugaan bahwa Dee atau Kelley yang menulis manuskrip ini dan menyebarkan rumor jika ia ditulis oleh Bacon dengan tujuan agar buku itu dapat laku terjual. Namun hasil penanggalan karbon menggugurkan teori ini, karena Dee dan Kelley hidup jauh di masa sebelumnya. Akan tetapi Voynich memiliki alternatif pemikiran yang lain. Menurutnya jika bukan Roger Bacon yang menulisnya, maka kemungkinan besar ia ditulis oleh Albertus Agung.


Albertus Agung (1193-1280) atau Albert dari Cologne, filsuf dan teolog Jerman terkenal yang pertama kali mengadopsi filosofi Aristoteles ke dalam pemikiran Kristen pada masa abad pertengahan.



Voynich mengangkat popularitas buku temuannya ini melalui beberapa pameran buku yang sering diadakannya. Entah dengan maksud apa ia seringkali mengubah-ubah keterangannya mengenai lokasi ditemukannya buku ini. Namun kemungkinan besar hal itu dilakukannya untuk membuat bukunya laris terjual. Ia mengatakan kepada publik jika buku itu ditemukannya di sebuah kastil di Eropa Selatan, dan sering pula ia katakan jika ia menemukannya di sebuah kastil di negara Austria. Namun setelah kematiannya pada tahun 1930, istrinya mengatakan rahasia lokasi penemuan buku itu, yakni di Villa Mondragone seperti yang diketahui sekarang.




Wilfrid Michael Voynich, penjual buku eksentrik yang terkenal sebagai salah satu yang terbaik pada masanya.


Selanjutnya kepemilikan Manuskrip Voynich jatuh ke tangan istri Wilfrid Voynich, Ethel Voynich. Ethel merupakan penulis novel "The Gadfly". Setelah Voynich tiada, Ethel dan mantan sekretaris Voynich yang bernama Anne Nill tinggal bersama di sebuah apartemen di Manhattan, New York.


Ethel Voynich, wanita cerdas yang merupakan putri dari seorang ahli matematika Georg Boole.


Ethel dan Nill tinggal bersama di apartemen mereka selama 30 tahun. Pada tahun 1960, Ethel meninggal dan mewariskan Manuskrip Voynich kepada sahabatnya itu. Pada tahun 1961, Nill menjual manuskrip itu kepada seorang pedagang buku antik yang bernama Hans P. Krauss dengan harga $ 24.500. Di tahun itu juga Nill meninggal.



Anne Nill, mantan sekretaris Voynich dan juga sahabat dari istri Voynich. Manuskrip Voynich sempat dimilikinya dalam masa kurang dari satu tahun.


Krauss tidak mampu menemukan pembeli untuk buku itu. Hingga akhirnya pada tahun 1969, ia memutuskan untuk mendonasikan buku itu kepada Universitas Yale. Sampai saat ini, buku itu masih tersimpan rapi di Perpustakaan Buku dan Manuskrip Langka Beinecke milik universitas itu, dan terdaftar di katalog perpustakaan sebagai "MS408".


Manuskrip Voynich atau Beinecke MS 408. Perjalanan panjangnya selama berabad-abad kini berakhir di Perpustakaan milik Universitas Yale.


(referensi: wikipedia;csicop.org;newyorker.com)

(Silahkan tinggalkan komentar Anda. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya.)

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PERJALANAN MANUSKRIP VOYNICH DARI MASA KE MASA"

Posting Komentar